Situs resmi Pondok Pesantren Baiturrahmah
085226222007 pesantrenbaiturrahmah@gmail.com

Urgensi Tazkiyatun Nafsi Sebagai Fondasi Perbaikan Ummat di Tengah Kerusakan Zaman

Abu Nuruddin Zanki 23 Agustus 2025 Kepondokan ,

Urgensi Tazkiyatun Nafsi Sebagai Fondasi Perbaikan Ummat di Tengah Kerusakan Zaman


Tazkiyatun nafsi atau penyucian jiwa merupakan sebuah konsep fundamental dalam Islam yang sering kali terabaikan. Apalagi di tengah kehidupan modern yang semakin carut-marut. Mulai daari kerusakan moral, mental, intelektual, sosial dan spiritual. Pada hakikatnya, tazkiyatun nafsi bukan sekadar amalan pelengkap dan pendukung saja, melainkan sebagai fondasi utama risalah Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan misi islahul ummah (perbaikan umat), mengubah individu dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya iman dan ketakwaan.

Selain itu, tazkiyatun nafsi juga menjadi landasan risalah kenabian dalam membangun peradaban ummat. Alquran dan sunah Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa tugas utama para nabi termasuk Rasulullah SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak dan membersihkan jiwa manusia dari segal jenis noda dan dosa serta penyakit yang dapat mencelakaan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Jumu'ah ayat 2:

"Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah (sunah), dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata."

Ayat ini secara gamblang menyebutkan setidaknya tiga risalah utama Rasulullah SAW secara runut yaitu: membacakan ayat-ayat-Nya, menyucikan mereka (tazkiyatun nafsi), dan mengajarkan kitab serta hikmah. Urutan ini menunjukkan prioritas yang tak terbantahkan. Sebelum seorang individu mampu memahami ajaran Alquran dan mengamalkan hikmah, jiwanya harus terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran syirik, hawa nafsu, dan penyakit hati lainnya. Ibarat seseorang yang ingin menanam bibit tumbuhan, tentu akan memastikan lahan yang akan digarap apakah subur atau tidak. Begitupun tatkala menanamkan nilai iman ke dalam hati manusia, tentu bisa dimulai dari mensucikan jiwa.

Di tengah gempuran fitnah dan godaan zaman, tazkiyatun nafsi menjadi benteng yang kokoh. Tanpa jiwa yang bersih, ilmu yang didapat tidak akan membawa manfaat, ibadah terasa hampa, dan akhlak tidak bisa terbentuk dengan sempurna. Tazkiyatun nafsi menjadi pondasi yang memungkinkan setiap ajaran agama meresap ke dalam sanubari, bukan sekadar teori di pikiran.

Rasulullah SAW memahami betul bahwa perubahan masyarakat tidaklah langsung dimulai dari pembangunan hukum dan tatanan sosial, insfrastruktur, dan lain sebagainya. Justru beliau fokus pada setiap individu dalam pembangunan akhlak dan mentalitas serta spiritual para sahabat. Beliau memulai dakwahnya dengan memperkenalkan tauhid, mengajak mereka merenungi kebesaran Allah, dan membersihkan hati dari segala bentuk penyembahan selain-Nya.

Oleh karena ini, kita sebagai muslim dapat memulai amal penyucian jiwa ini melalui beberapa cara di antaranya adalah dengan mengenal kembali Allah dan tujuan hidup manusia di dunia. Seperti memaknai lebih dalam kalimat syahadat, serta amal ibadah bersifat wajib seperti sholat, puasa, zakat, dan lain-lain. Hal ini dapat memberikan sebuah pandangan hidup Islam yang lebih mendalam, serta memahami hakikat manusia sebagai makhluk di bawah kuasa sang Al Khaliq.

Atau juga bisa dengan mulai memperbanyak dzikir yang mampu mengobati penyakit-penyakit dalam hati seperti iri, dengki, serakah, sombong, kikir, egois, cinta dunia dan lain sebagainya. Dengan mengintrospeksi diri (muhasabah), seseorang dapat membantu mengobati jiwanya agar lebih tenang dan terjaga dari setiap potensi keburukan. Termasuk menjauhi lingkungan negatif dan mulai membuat kebiasaan baru yang lebih positif.

Wallahu a’lam bish showab

 

Bagikan :


Komentar
    Tidak ada komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan
Ingin Konsultasi?
Chat kami via Whatsapp
Supported by jasa pembuatan website lintang digital