Di tengah marak dan peliknya problematika yang dihadapi ummat hari ini, isu pendidikan tetap menjadi headline yang wajib mendapatkan perhatian paling serius dari setiap pihak mulai dari tataran lingkup keluarga, lingkungan masyarakat, lembaga-lembaga sekolah atau madrasah, bahkan sampai ke pucuk tertinggi pemangku pemerintahan.
Belakangan, kekhawatiran itu semakin menjadi-jadi pasca munculnya fenomena degradasi akhlak yang terus menerus meningkat. Isu ini sejatinya tidak hanya menjangkit para kawula muda belaka, melainkan juga seluruh elemen lintas generasi baik di ranah regional dalam kehidupan bangsa Indonesia secara khusus maupun secara umum di tingkat global.
Masalah ini mencakup berbagai aspek kehidupan seperti pada isu kekerasan, penyalahgunaan narkoba, penyimpangan seksual, kriminalitas, korupsi, etika dalam dunia pendidikan, hingga menjalar ke zona kehidupan di media sosial. Sebagaimana dilansir dalam laporan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2022 ditemukan data bahwa ada sekitar 5,6 juta orang Indonesia berusia antara 15 - 64 tahun mengalami penyalahgunaan narkoba. Angka ini tidak bisa dianggap sepele sebagai sebuah problematika keumatan.
Dalam kasus lain yang terjadi dilingkup kalangan elit bangsa Indonesia kita ini tercatat telah melakukan praktek korupsi sebanyak 1.000 kasus yang ditangani oleh KPK selama periode pemerintahan 2019 - 2023 lalu. Dan tentunya hal ini sangat berdampak menimbulkan lonjakan kerugian negara yang cukup besar karena nilainya telah mencapai hingga ratusan triliun rupian.
Dalam dunia pendidikan anak, Kemendikbud telah menemukan 30% lebih siswa di sekolah tingkat menengah pertama yang mengaku telah melakukan tindak kecurangan dengan cara menyontek dalam kegiatan ujian maupun kegiatan akademik lainnya. Termasuk pula kasus yang menimpa sebanyak 60% kalangan remaja telah terpapar konten pornografi secara online oleh berdasar data yang dilansir oleh UNICEF Indonesia tahun 2020.
Hal ini pun bertambah buruk ketika ternyata lembaga Survei Badan Statistik menemukan data bahwa Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya yang beragama ternyata hanya 54% dari mereka yang menganggap ajaran agama dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Dan 30% dari mereka pun tidak konsisten menjalaninya.
Tentu hal ini tidak bisa dianggap remeh. Sebab-sebab kemunduran peradaban suatu negeri pun ditentukan oleh seberapa tingginya nilai-nilai pendidikan suatu bangsa dan akhlaq yang diterapkan. Dan mengharap kemajuan bangsa itu hanya akan menjadi mimpi ketika bangsa itu sendiri tidak mampu menyelesaikan persoalan degradasi akhlaq yang menjangkit negeri saat ini.
Alquran jauh sebelum itu justru telah benar-benar memberikan peringatan sekaligus menunjukkan jalan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi umat manusia. Bukan hanya berlaku pada zaman dahulu Alquran diturunkan, tapi juga sampai hari ini dan di masa mendatang. Bahkan nilai-nilai amanat dalam Alquran akan tetap relevan untuk siapapun, kapanpun, dan dimanapun.
Tazkiyyah al-Nafs adalah salah satu
Pendidikan menjadi pilar penting urani selalu menawarkan
Bagikan :
Komentar
-
Tidak ada komentar
